Teknik Pengolahan Limbah

Posted by DPC LI-BAPAN LAMPUNG UTARA 0 komentar

TUGAS
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH














Nama          : Eka Andrian Saputra
Kelas          : 2. K.A
NIM : 0612 3040 0294

Dosen Pembimbing : Ir. A. Husaini, M.T.


TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012/ 2013



BAB I
KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
   1.      Karakteristik limbah
Walaupun air pada umunya dinyatakan sebagai H2O, namun air alam selalu mengandung bermacam – macam material dengan konsetrasi berkisar antara beberapa miligram perliter ( untuk air hujan ) sampai kurang lebih 35.000 mg/l ( untuk air laut ). Air limbah biasanya mengandung unsur – unsur yang hampir sama dengan air bersih di daerah yang bersangkutan dan ditambah dengan beberapa impurities lainnya yang berasal dari proses yang menghasilkan limbah tersebut.
   2.      Karakteristik fisika
Sifat – sifat fisik air adalah relatif mudah untuk diukur dan beberapa diantaranya mungkin dengan cepat dapat dinilai oleh orang ( umum ).
1.      Suhu
Pada dasarnya, suhu sangat penting sehubungan dengan pengaruhnya terhadap parameter – parameter atau sifat – sifat lainnya, misalnya kecepatan reaksi kimia, pengaruhnya terhadap kelarutan suatu gas, bau, rasa, dan sebagainya.
2.      Rasa dan Bau
Seringkali rasa dan bau disebabkan oleh material – material terlarut berupa zat – zat organik seperti phenol dan khlorophenol. Bau dan rasa merupakan sifat air yang sangat subyektif dan karena itu sulit diukur.
3.      Warna
Meskipun murni, air dikatakan selalu berwarna, yaitu biru-hijau muda apabila volume air cukup banyak adalah penting untuk membedakan antara warna asli ( true colour ) yang diakibatkan oleh zat – zat tersespensi.
4.      Kekeruhan
Hadirnya material berupa koloidal menyebabkan air menjadi tampak keruh yang secara estetis kurang menarik dan mungkin bisa berbahaya bagi kesahatan. Kekeruhan dapat pula disebabkan oleh partikel – partikel tanah liat, lempung, lanau, atau akibat buangan limbah industri. Atau bahkan karena adanya mikroorganisme dengan jumlah yang besar.
5.      Solid
Solid hadir dalam air berupa zat – zat tersuspensi atau terlarut dan dapat dibedakan dalam bentuk organik atau anorganik. Total solid terlarut ( total dissolved solid = TDS ) adalah jumlah solid yang berasal dari material – material terlarut, sedangkan solid tersusupensi ( suspended solid = SS ) adalah partikel tersusupensi yang dapat diukur dengan menggunakan kertas saring halus.
6.      Konduktivitas
Konduktivitas suatu larutan tergantung pada jumlah garam – garam terlarut dan untuk larutan yang encer konduktivitasnya kurang lebih akan sebanding dengan TDS ( total dissoved solid ).

    3.      Karakteristik kimiawai
Karakteristik kimiawi senderung lebih khusus sifatnya dibandingkan dengan karakteristik fisis, dan oleh karena itu lebih cepat dan tepat untuk menilai sifat – sifat air dari suatu sampel. Untuk itu, adalah penting dan berguna apabila definisi – defenisi kimia dasar dibawah ini dikemukakan :
-          Berat atom
-          Berat molekul
-          Larutan molar
-          Valensi
-          Berat ekivalen
-          Larutan normal
Beberapa karakteristik kimiawai yang penting :
1.      pH
tingkat asiditas atau alkalanitas sautu sample diukur berdasarkan skal pH yang dalam hal ini menunjukan konsetrasi hidrogen dalam larutan tersebut. Skala pH ini akan menghasilkan nialai rentang 0 dann 14 sedangkan 7 sebagai pH netral, dibawah 7 larutan disebut asam sedangkan diatas 7 larutan disebut basa.
2.      Oxidation – rediction potensial ( ORP )
Dalam setiap sistem yang melangsungkan proses oksidasi, akan terjadi perubahan yang terus – menurus ( kontinu ) rasio antara material dalam bentuk reduksi dan material yang teroksidasi. Dalam situasi semacam itu, potensial yang diperlukan untuk mentrasfer elektron – elektron dari oksidator ke reduktor dinyatakan sebagai ORP.
3.      Alkalinitas
Alkalinitas sangat berguna dalam air maupun air limbah karena dapat memberikan buffer untuk menahan perubahan pH. Biasanya alkalinitas dibedakan menjadi dau macam yaitu “alkalinitas kaustik” yang terjadi pada pH diatas 8.2 dan “alkalinitas total” yang terjadi pada pH dibawah 4.5.
4.      Asiditas
Asam karbonat H2O tidak bisa dinetralkan secara sempurna sampai pada pH 8.2 dan tidak akan menahan perubahan pH dibawah 4.5, sedangkan asiditas dari mineral (hampir semuanya akibat dari industri) terjadi dibawah pH 4.5.
5.      Kesadahan
Ini adalah sifat air yang dapat mencegah pembentukan busa dalam pemakaian sabun dan dapat menimbulkan kerak dalam peralatan – peralatn yang berhubungan dengan pemakaian air panas. Kesadahan terutama disebabkan oleh ion – ion Ca+ dan Mg+ walaupun Fe+ dan Cr+ juga  menimbulakn kesadahan.
6.      Oksigen Terlarut
Oksigen adalah elemen yang paling penting dalam pengendalian kualitas air. Hadirnya oksigen adalah sangat esensial bagi kelangsungan kehudupan makhluk – makhluk hidup biologi yang tinggi dan dampak pembungan air limbah ke sungai atau badan air akan ditentukan oleh kesetimbangan oksigen dalam sistem tersebut.
7.      Kebutuhan Oksigen
Indicator dari adanya zat organik dalam air limbah dapat diperoleh dengan cara mengukur jumlah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk menstabilkannya dan dapat dinyatakan dengan parameter – parameter dibawah ini :
a.       Biochemical Oxygen Demand ( BOD ), yaitu oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan zat organic yang terdapat dalam larutan.
b.      Permanganate Value ( PV ), yaittu oksidasi kimiawai dengan menggunakan larutan permanganate.
c.       Chemical Oxygen Demand ( COD ), adalah oksigen yang diperlukan untuk oksidasi kimiawai dangan menggunakan larutan kalium dikhromat dan asam sulfat pekat pada suhu kurang lebih 105 0C.
8.      Nitrogen
Ini  adalah suatu elemen yang penting karena reaksi – reaksi biologi dapat berlangsung hanya jika tersedia nitrogen yang cukup. Hadirnya nitrogen berupa 4 macam senyawa pokok sebagai berikut :
a.       Nitrogen-organik
b.      Nitrogen-amonia
c.       Nitrogen-nitrit
d.      Nitrogen-nitrat
9.      Khlorida
Khlorida adalah penyebab rasa payau dalam air dan merupakan indikator pencemaran air dari air limbah rumah tangga, mengingat khlorida ini berasal dari urine manusai.

    4.      Karakteristik Biologi
Hampir semua air limbah organik mengandung beraneka ragam mikroorganisme misalnya air limbah rumah tangga dapat mengandung lebih dari 106 /ml, tetapi angka yang tepat seringkali tidak dapat diukur.

    5.      Karakteristik Tipikal
Parameter kualitas air ini diklasifikasikam dalam 5 macam kelompok :
a.       Parameter organoleptic
b.      Parameter Fisis-Kimiawi
c.       Zat – zat yang konsentrasinya tidak boleh berlebihan
d.      Zat – zat beracun
e.       Parameter – prameter mikrobiologi
4 kelompok klasifikasi kualitas air dapat digolongkan :
        a.       Golongan A = air yang bisa digunakan sebagai air minum tanpa proses pengolahan
        b.      Golongan B = air yang bisa digunakan sebagai air minum melalui proses pengolahan
        c.       Golongan C = air yang digunakan untuk kegiatan perikanan dan pertanian
        d.      Golongan D = air yang digunakan untuk industri dan perkotaan 


BAB II
PENGENALAN PROSES PENGOLAHAN AIR
Pengolahan Air
Air terbagi menjadi 2
      1.      Bersih
      2.      Kotor
a.       Industri : besar, menengah, kecil
b.      Domestik : RT, kantor, rumah tangga
Metode – metode pengolahan air
   1.      Pengolahan Secara Fisika
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.  Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.


 Gambar 1.  Skema Diagram Pengolahan Fisika

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).
Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.
Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.
Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

    2.      Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan.  Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. 



Gambar 2.  Skema Diagram pengolahan Kimiawi

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit.  Endapan logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5.  Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida [Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5).  
Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2), kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida.
Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

3.      Pengolahan secara biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya.
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1.    Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);
2.    Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi.  Proses lumpur aktif yang banyak dikenal berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.  Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).  Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan.
Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan.  Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1.    trickling filter
2.    cakram biologi
3.    filter terendam
4.    reaktor fludisasi

Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.
Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1.        Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
2.        Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat dianggap lebih ekonomis dari anaerob.  Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses anaerob menjadi lebih ekonomis.

Gambar 3.  Skema Diagram pengolahan Biologi
Jenis bakteri
-          Bioremidiasi à menggunakan mikroorganisme
-          Fitoremidiasi à menggunakan tanaman dalam air
Jenis – jenis Fitoremidiasi
1.      Anturium merah/kuning                                  14. Pisang merah/putih
2.      Alamanda kuning/ungu                                   15. Pisang mas
3.      Akar wangi                                                     16. Ponadena
4.      Bambu air                                                        17. Sempol merah/putih
5.      Cana presiden merah/kuning/putih                 18. Spider lili
6.      Dahlia                                                              19. Papirus
7.      Dracenia merah/hijau                                      20. Oadi-padian
8.      Heleconia kuning/merah
9.      Jaka
10.  Keladi
11.  Kenyari merah/putih
12.  Lotus kuning/merah
13.  Onje merah
     A.    Desain atau Rancangan Optimal
Instalasi pengolahan air biasanya terdiri atas kombinasi beberapa satuan ( unit ) proses dan operasi.
Tabel
Kemungkinan pengolahan air untuk berbagai sumber air baku

Sumber air baku
Kemungkinan pengolahan
Kemungkinan pengolahan tambahan
Sungai bagian hulu
·         Screening/microstraining
·         Disinfeksi
·         Saringan pasir
·         Lisasi,penurunan warna
Sungai bagian hilir
·         Screening/microstraining
·         Koagulasi, saringan cepat disinfeksi
·         Screening/microstraining saringan cepat/lambat, disinfeksi
·         Kolam penampung pelunakan
·         Stabilisasi, absorbs, desalinisasi,pemisahan nitrat
Air tanah dalam
·         Disinfeksi
·         Pelunakan, stabilisasi, pemisahan besi, desalinisasi, pemisahan nitrat

         1.      Proses pengolahan pendahuluan
a.       Screening dan staining
Tujuannya untuk memisahkan material ( solid ) berukuran besar. Dalam beberapa kasus pengolahan air bersih beberapa bentuk perintang :
ü  Saringan kasar dengan jarak kisi kira-kira 75mm digunakan untuk mencegah matrial-matirial besar masuk kedalam bangunan sedap ( intake )
ü  Saringan yang utama biasanya dilengkapi dengan semacam jala ( jaring ) yang mempunyai ukuran lubang 5-20mm dan dipasang dalam bentuk belt kontinya , cakram / suatu drum yang nantinya air akan mengalir melalui jala penyaring.
ü  Saringan kisi ( bar screen ) dengan jarak antar kisi 20-60 mm menjadi lebih layak untuk menyaring hadirnya kain-kain kertas.




b.      Microstraining
ü  Microstrainer adalah pengembangan saringan bantuk drum yang menggunakan jala stainless . steel yang ditenun halus dengan ukuran lubang 20-60 micrometer untuk memungkinkan pemilihan partikel-partikel yang relative kecil.
ü  Microstraining digunakan untuk memisahkan alga dan partikel- partikel lain dari air jika kualitas lainnya sudah baik.
ü  Design dari instalasi microstrainer didasarkan pada penetapan laboratorium suatu karakteristik empiris suspensi yang disebut sebagai indek filtrabilitas . parameter ini menunjukan kelakuan suspensi sehubungan dengan sifat-sifat pemempatannya dan daapat digunakan untuk menentukan kecepatan penyaringan yang diperbolehkan guna mencegah clogging ( pemempatan ) yang berlebihan dan kemungkian kerusakan fisis dan jaringan microstrainer.

c.       Pemisahan pasir
Pasir dipisahkan berdasarkan prinsip perbedaan kecepatan pengendapan , partikel pasir dengan ukuran diameter 0,2mm dan berat jenis 2,65 memiliki kecepatan pengendapan kurang lebih 1,2 m/s. dengan menggunakan saluran yang penampangnya  berbentuk parabola , maka memungkinkan untuk memperoleh kecepatan horizontal yang konstan.
Kondisi suatu saluran yang panjangnya dapat memberikan waaktu detensi antara 30-60 detik akan memberikan kesempatan partikel pasir untuk mengendap pada dasar saluran sementara itu material-maaterial tersuspensi lainnya masih tetap terbawa dalam aliran.

d.      Distribusi aliran
Dalam instalasi pengolahan air pada umumnya perlu untuk membagi debit aliran menjadi beberapa unit ( satuan ) yang sama atau mengalihkan kelebihan debit dari design maksimumnya ke suatu unit tambahan lainnya . misalnya bak pengendapan atau penampung air hujan.




BAB III
     A.     Pendahuluan
Unit pengolahan air limbah pada umumnya terdiri atas kombinasipengolahanfisika, kimia, dan biologi.Seluruh proses tersebut bertujuan untuk menghilangkan kandungan padatan tersuspensi, koloid, dan bahan – bahan organic maupun anorganik yang terlarut.
    B.      Proses Pengolahan Fisika
Proses pengolahan yang termasuk pengolahan fisika antara lain pengolahan dengan menggunakan screen, sieves, dan filter, pemisahan dengan memanfaatkan gayagrafitasi (sedimentasiatau oil/water separator) sertaflotasi, adsorpsi, dan stripping. Proses pengolahan yang dapat digolongkan pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, oksidasi, reduksi, dan pertukaran ion. Dalam pembuangan air limbah, pada umumnya perlu dilakukan pengurangan laju alir dan bahan organik. Prinsip yang pentng adalah mengurangi emisi dan mengembalikan bahan-bahan yang berguna ke dalam sumbernya.
Ada dua prinsip utama yang dapat diterapkan dalam pemisahan padatan.Prinsip pertama adalah Screening, sieving, dan filtrasi dan prinsip kedua adalah penggunaan gaya grafitasi (sedimentasi, flotasi, dan sentrifugasi).
                 a.       Screening
Screening biasanya merupakan tahap awal pada proses pengolahan air limbah. Proses ini bertujuan untuk memisahkan potongan – potongan kayu, plastic dan sebagainya. “screen’’ terdiri atas batangan-batangan besi yang bebentuk lurus atau melengkung dan biasanya dipasang dengan tingkat kemiringan 75o-90o terhadap horizontal. Efektifitas proses tergantung pada jarak antar bar. Pembersihan screen dilakukan secara manual (dengan menggunakan garpu tangan) atau dengan mengguanakan alat pembersih mekanis yang dilengkapi dengan motor elektrik.
Adapun macam-macam screening, antara lain :
      ·         Bar Screen dengan Pembersihan Manual
Peralatan inni harus dikontrol dan dibersihkan secara teratur. Alat untuk mengambil padatan hasil srerning juga harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan oprator. Bagian atas sreen harus dilengkapi dengan lantaii yang berlubang untuk menematkan padatan hasil sreening sebelum dipindahkan ketempat pengumpalan limbah padat.

      ·         Curved Screen
Curved screen beroperasi seecara otomatis dan terurama dipasang pada saluran yang dangkal. Kelebihan peralatan ini adalah pada luas permukaan yang lebihh besar.

      ·         Straight Screen Otomatis
Straight Screen Otomatis terdiri atas batangan –batangan besi atau betton. Sistem penggarukkan bekerja secara reciprocating. Mengangkat padatan dan membuangnya dalam bakk penampungan dibawahnya. Sistem otomatis dilakukan oleh level kontrol yang mendeteksi perbedaan antara permukaan ai didepan dan belakang bar screen atau dapat juga dengan penggunaan linear yang menalankan motor elektrik seccara tertur.

     ·         Basket Screen
Basket screen biasanya digunakan dalam saluran yang sangat sempit. Bahan-bahan yang tertqahan didalam baskett diambil dengan cara menaikkan basket
   
    ·         Step Screen
Cara kerja step screen hampr sama dengan tangga berjalan yang banyak dijumpai pda pertokoan. Peralatan inni terdiri  dari step shaped screen electrical motor, gear box, rantai, empat buah roda eksentrik dan batang penghubung.

    ·         Screening Press
Alat ini sering digunakan bersama step screen untuk memadatkan padatan hasil sreening pada tekanan 100bar sehingga volume padatan turun menjadi 70% dari volume awal.

    ·         Compact Screen denganKombinasi Screening Press
 Sistem pemasangan peralatan ini cocok digunakan pada berbagai saluran air. Air limbah mengalir melalu celah didepan screen basket bar. Padatan akan tertahan di dalam basket selanjutnya, padatan dipindahkan dari air limbah dan diambil oleh screen conveyor.

                 b.      Grit Chamber
Grit Chamber bertujuanuntukmenghilangkankrikil, pasir, danpartikel – partikel lain yang dapatmengendap di dalamsalurandanpipa – pipasertamelindungipompa – pompadanperalatan lain daripenyumbatan, abrasidanoberloading yang memilikiukuranpartikellebihkecildari 0.2 mm.
Jenis-jenis grit chamber, yaitu :
     ·         Grir Removal Sederhana
Grir Removal Sederhana didasarkan pada kecepatan horizontal air  yang mlalui saluran. Sistem ini kurang baik karena kecepatan sebesar 0,3 m/s tidak dapat dijamin konstan setiap saat. Namun tipe ini dapat diperbaiki untuk memperoleh kecepatan yang konstan, yakni dengan menambakan weir bervariasi.

     ·         Sirkular Grit Removal
Grit masuk kedalam grit removal dari bagian sampinng dan mengendapkan ditengah-tengah tangki. Grit yang berada ditengah-tengah bak diambil degnan menggunakan pompa atau air lift unruk dipindahkan ke tempat pengeringan.

    ·         Aerated Grit Chamber
Air yang megalami aerasi akan menyebabkan terjadinya arus perputaran pada air limbah sehingga kecepatan pada bagian bawah grit chamber constan. Dengan demimkian, tidaka akan terjadi pengendapan zat-zat organik.

                  c.       Sieves
Berbeda dengan screen yang menggunakan bar, strainer menggunakan anyaman kawat logam atau plastic, atau pun pelat berlubang (perforated plate). Ukuran bukaan biasanya digunakan dalam proses industry untuk mengembalikan bahan – bahan yang bermanfaat. Beberapa jenis strainer yang tersedia di pasaran adalah curbed, static strainer, rotary strainer, band strainer, dan spiral strainer.
                 ·         Curved Strainer
Curved Strainer terbuat dari batangan-batangan baja tahan karat yang berukuran kecil-kecil dan disusun secara horizontal, dapat berbentuk lurus atau bergelombang dengan penampang berbentuk segitiga.

                 ·         Rotary Strainer
Rotary Strainer terdiri dari screen dari screen bulat yang terbuat dari  anyaman kawat logam atau pelat besi berlubang-lubang dengan sumbu horizontal. Air limbah mengalir dari bagian dllam kebagian luar. Bila peralatan ini merupakan mikrostraineer, biasanya digunakan untuk menurunkan konsentrasi suspended solid pada air limbah yang akan dibuang ke badan air.

                  ·         Spiral Sieves
Spiral Sieves  adalah alat penyaringan yang halus. Alat ini menjadi satu dengan sistem dewatering atau dapat juga langsung dipasang pada saluran air limbah. Sistem ini hampir dapat dapat dikatkan bebas maintenance.

                 ·         Band Strainer
Tipe ini dapat menangani kapsitas yang besar dan bervariasi. Prisip kerja alat ini adalah mengambil padatan dengan gerakan yang kontinu dan perlahan- lahan. Padatan yang terambil selanjutnya dipindahkan oleh sikat-sikat atau scrapper yang terdapat pada bagian atas peralatan.

                  d.      Equalisasi
Equalisasilaju air digunakanuntukmenanganivariasilaju air danmemperbaiki performance proses – proses selanjutnyauntukmengurangiukurandanbiaya proses – proses selanjutnya. Pada dasarnya, equalisasi dibuat untuk merendamkan fluktuasi air limbah sehingga dapat masuk kedalam  IPAL secara konstan
Manfaat Equalisasi
a.                           Pada pengolahan biologi, perubahan bahan secara mendadak dapat diindari, senyawa-senyawa inhibit dapat lebih diencerkan dan pH dapat diatur supaya konstan
b.                          Performance sedimentasi kedua dapat diperbaiki karena bebean padatan yang masuk kedalamnya dapat diatur supaya konstan
c.                           Pada filtrasi, kebutuhan surface area dapat dikurangi, performance fillter dapat diperbaiki dan pencucian pada filter dapat lebih teratur

      e.        Sedimentasi
Sedimentasi adalah pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan gaya gravitasI, bertujuan untuk memperoleh air buangan yang jernih da nmempermudah proses penuangan lumpur..Misalnya:kerikil dan pasir padatan pada tangki pengendapan primer, biofloc pada tangki penendapan sekunder, floe hasil pengolahan air secara kimia dan lumpur.

     f.       Flotasi
Flotasi atau pengapungan digunakan untuk memisahkan padatan dan air. Unit flotasi digunakan jika densitas partikel lebih kecil dibandingkan dengan densitas air sehingga cenderung mengapung. Flotasiantara lain digunakan dalam proses pemisahan lemak dan minyak (oil and grease removal), pemindahan floc setelah penolahan kimia dan pengentalan lumpur (sludge thickening). Flotasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu flotasi alamiah (natural flotation), air flotation dan dissolved aur flotation (DAF).

      C.     Proses Pengolahan Kimia
Pengolahan secara kimia pada IPAL biasanya digunakan untuk netralisasi limbah asam maupun basa, memperbaiki proses pemisahanlumpur, memisahkan padatan yang terlarut, mengurangi konsentrasi minyak dan lemak, meningkatkan efisiensi instalasi flotasi dan filtrasi serta oksidasi warna dan racun.
      a.        Netralisasi
Netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa menghasilkan air dan garam.Dalam pengolahan air limbah, pH diaturantara 6-9,5. Diluarkisaran tersebut, air limbah akan bersifat racun bagi kehidupan air termasuk bakteri. Netralisasi dapat dilakukan dengan dua system yaitu batch atau continue,tergantung  pada aliranl imbah.

     b.      Presipitasi
Presipitasi adalah pengurangan bahan – bahan larut (kebanyakan bahan anorganik) dengan cara penambahan bahan – bahan kimia terlarut yang menyebabkan terbentuknya padatan – padatan (floc dan lumpur). Presipitas digunakan untuk menghilangkan heavy metal (logamberat).Silfarflourida, dan fospat.Senyawa kimia yang biasa digunakan adlaah lime dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, aluminium klorida dan garam – garambesi.
     c.        Koagulasi dan Flokulasi
Proses koagulasi dan flokulasia dalah konversi dari polutan – polutan yang tersuspensi koloid yang sangat halus di dalam air limbah, menjadi gumpalan – gumpalan yang dapat diendapkan, disaring atau diapungkan.
Koagulasi dan flokulasi dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut.
    1.      Penambahan koagulan/flokulan disertai pengadukan dengan kecepatan tinggi dalam waktu yang 
           singkat.
    2.      Destabilisasi dari system koloid.
    3.      Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilisasi sehingga terbentuk microloc.
  4.    Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan microloc yang dapat disendapkan, disaring, diapungkan.

d.       Koagulan
Valensi ion akan berpengaruh terhadap proses koagulasi. Besi valensi tiga dan garam alumunium dapat digunakan sebagai koagulan, misalnya : AI2(SO4) (AlumuniumSulfat).
e.       Flokulan
Flokualan yang banyak digunakan adalah polyelectrolyte. Flokulasi harus dilakkukan didalam tangki yang dilengkapi dengan sistem pengadukan yang sangat pelan sehingga tidak menghancurkan floc yang sudah terbentuk.


      D.    Proses Pengolahan Biologi
Unit proses biologi adalah proses – proses pengolahan air limbah yang memanfatakan aktivitas kehidupan mikroorganisme untuk memindahkan polutan.proses-proses biokimia neliputi aktivasi alami dalam berbagai keadaan. Dalam unit proses pengolahan air limbah secara bioologi, diharapkan terjadi proses penguraian secara alami untuk membersihkan air sebelum dibuang.
      a.       Tujuan Proses Pengolahan secara Biologi
Pengolahan air limbah secara biologi bertujuan untuk membersihkan zat – zat organic atau mengubah bentuk (transformasi) zat – zat organic menjadibentuk – bentuk yang kurang berbahaya.Misalnya, proses nitrifikasiolehsenyawa – senyawa nitrogen yang dioksidasi. Tujuan lainnya yaitu berkaitan dengan suubproses biokimia. Tujuan masing-masing proses adalah menghilangkan atau membersihkan Carbonaeous Biochemical Oxygen Demand (CBOD), nitrifikasi, denitrifikasi, stabilitasi dan menghilangkan fosfor. Tujuan lebih lanjut tergantung pada media yang diolah. Pengolahan air limbbah domestik pada umumnya bertujuan untuk membersihkan zat-zat organik, yang mula-mula diubah bentuknya menjadi lumpur.



Read More..

Total Tayangan Laman