SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR)

Posted by DPC LI-BAPAN LAMPUNG UTARA 0 komentar
SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR)


I.                   TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
-          Menjelaskan teori mengenai spektrofotometri infra merah.
-          Mengoperasikan peralatan spektrofotometri infra merah dengan baik dan benar.
-          Menganalisi suatu senyawa kimia dengan menggunakan peralatan SpektrofotometriInfra Merah.


II.          ALAT DAN BAHAN
1.    Alat Yang Digunakan
-          Seperangkat alat Spektrofotometri Infra Merah 
-          Martor
-          Kaca arloji
-          Spatula
-          Press Hidrolik

2.    Bahan Yang Digunakan
-      Plastik Rokok


III.             DASAR TEORI
Radiasi eletromagnetik ialah energi yang dipancarkan menembus ruang dalam bentuk gelombang-gelombang. Yang termasuk radiasi elektromagnetik antara lain: gelombang radio, sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultraviolet dan sinar X. Setiap jenis radiasi elektromagnetik dicirikan oleh panjang gelombangnya (wavelenght), yaitu jarak antara suatu puncak panjang gelombang dengan puncak berikutnya. Panjanggelombang infra merah adalah 10-4sampai 10-2 cm. Radiasi elektromagnetik dapatdicirikan juga oleh frekuensinya, yang didefinisikan banyaknya getaran per detik.
Biasanya, spektrum infra merah dialurkan dengan % T sebagai koordinat, dan seringdengan bilangan gelombang (u, cm-1) sebagai absis. Hal ini disebabkan energisinar (E)berbanding lurus, baik frekuensi (u) maupun dengan bilangan panjang gelombang (u).
E=hu=hc / λ = hcu
Frekuensi sinar (v) dapat dikaitkan dengan frekuensi getaran molekul. Inti-inti atomyang berikatan oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi) atau osilasi, yang serupadengan dua bola yang terikat oleh suatu pegas. Bila molekul menyerap radiasi inframerah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam amplitudo getaran-getaranatom – atom yang terikat. Jadi, molekul berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi (excitedvibrational state) energi yang diserap ini akan dilepaskan dalam bentuk panas bilamolekul itu kembali ke keadaan dasar. Panjang gelombang absorbsi oleh suatu jenisikatan tertentu, bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu,type ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-H) dan sebagainya menyerap radiasi infra merahpada panjang gelombang yang berlainan.Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalin berbagai macam osilasi. Hal inimenyebabkan suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi lebih besar dari satu panjanggelombang. Misalnya suatu ikatan O-H menyerap energi radiasi em pada kira-kira 3300 cm-1 energi pada panjang ini akan menyebabkan kenaikan vibrasi ulur (stretch vibration)ikatan pada panjang gelombang inikenaikan vibrasi tekukan (bending vibration). Jenisvibrasi yang berbeda-beda ini desebut cara fundamental vibrasi (fundamental mode of viration).
Banyaknya energi yang diserap juga beraneka ragam dari suatu ikatan ke ikatanyang lain. Hal ini disebabkan oleh perubahan momen ikatan pada saat diserap. Ikatan nonpolar seperti C – H dan C – C menyebabkan absorbsi lemah. Ikatan polar seperti C=Omenunjukkan absobsi yang kuat. 

Rangkaian alat spektrofotometri infra merah
Instrument yang digunakan untuk mengukur absorbsi radiasi infra merah padaberbagai gelombang disebut spektrometer infra merah, dengan skema seperti gambarberikut ini:

Keterangan :
1.      Sumber radiasi
2.      Sampel Kompartemen
3.      Monokromator
4.      Detektor
5.      Amplifier atau penguat
6.      Rekorder
Diagram Instrumentasi Spaktrofotometer IR

Pada gambar diatas terlihat sumber sinar memancarkan siar infra merah pada lebihdari satu panjang gelombang. Sinar sumber ini di pecah oleh system cermin menjadi duaberkas sinar, yaitu berkas rujukan (reference) dan berkas cuplikan (sampel). Setelahmasing-masing cuplikan melewati sel rujukan (pelarut murni, jika pelarut itu digunakandalam cuplikan tidak mengandung pelarut) dan sel cuplikan, kedua berkas inidigabungkan kembali dalam pemenggal (chopper, suatu cermin) menjadi satu berkasyang berasal dari kedua berkas itu, yang berselang-seling.
Berkas berselang-seling itu difraksi oleh suatu kisi, sehingga berkas itu terpecahmenurut panjang gelombangnya. Detektor mengukur beda intensitas antara keduamacam berkas itu pada tiap-tiap panujang gelombag dan meneruskan informasi inikerekorder (perekam), akhirnya menghasilkan spektrum infra merah. 
Pita-pita infra merah dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurutintensitasnya: kuat (strong, s); sedang (medium); dan lemah (weak). Suatu pita lemahyang bertumpang tindih dengan suatu pita kuat disebut bahu (sholder, sh). Istilah-istilahini relative dan bersifat kuantitatif.
Peta korelasi ( corelation charts )
Peta korelasi adalah semacam daftar secara singkat memberikan julat-julatfrekuensi serapan infra merah yang kemungkinan suatu gugus fungsi akan menyerap.Berdasarkan peta korelasi ini dapat dilakukan perkiraan jenis-jenis gugus fungsi, atau adatidaknya gugus fungsi tertentu dalam suatu molekul bila spektrum molekul ini diketahui.Langkah diatas hanya untuk tahap pertama saja mengindentifikasi suatu molekul. Untuktahap selanjutnya, dibutuhkan data-data yang diperoleh dari peralatan lain, misalnyaNMR, spektrofotometer massa, dan spektroskopi UV. 

Sumber Sinar Infra Merah
Pada umumnya, sumber sinar infra merah yang biasa dipakai adalah berupa zatpadat inert yang dipanaskan dengan listrik sehingga mencapai suhu antara 1500-2000oK.Akibat pemanasan ini akan dipancarkan sinar infra merah yang continue. 

Jenis-jenis Sumber Infra Merah
1.      Nerst GlowerTerbuat dari campuran oksida unsur lantanida.
2.      GlobarBerbentuk batang yang terbuat dari silikom karbida.
3.      Kawan Ni-Cr yang dipijarkanSumber radiasi untuk instrument ini berbentuk gulungan kawan Ni-Cr yangdipanaskan dan diletakkan pada tiang keramik. Gulungan kawat tersebutdipanaskan sampai kira-kira mencapai 1000oC, menghasilkan suatu spektrumkontinyu dari energy elektromagnetic mencakup daerah dari 4000 – 2000 cm-1 bilangan gelombang. Energy yang diradiasi oleh sumbe sinar akan dibagimenjadi dua bentuk kaca sferik M1dan M2.

Penyiapan Cuplikan untuk Spektrofotometer Infra Merah
Spektrofotometer infra merah dapat digunakan untuk menganalisis cuplikanyang berupa cairan, zat padat, maupun gas. Cara penyiapan cuplikan dalam bentuk sel tempat cuplikan harus terbuat daribahan tembus sinar infra merah (tidak bolehmenyerapnya). Bahan demikian itu antara lain ialah NaCl dan Kbr. Cuplikan yangberbentuk cairan dapat berupa larutan suatu senyawa atau berupa senyawa murniyang cair (pure and neat liquid).
1.         Cuplikan Berupa Larutan
Disini diperlukan pelarut yang mempunyaidaya yang melarut cukuptinggi terhadap senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan penyerapan didaerah infra merah yang dianalisi. Selain itu, tidak boleh terjadi reaksi antara pelarut dengan senyawa cuplikan.
Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah:
a.       Carbon Disulfide (CS2) Untuk daerah spektrum 1330 – 625 per cm.
b.      Carbon Tertachloride (CCl4) Untuk daerah spektrum 4000 – 1330 per cm.
c.       Pelarut – pelarut polar Misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.

2.         Cuplikan Berupa Cairan Murni (neat liquid)
Cuplikan murni dipakai bila jumlah cuplikam sedikit sekali atau bila tidak ditemukan pelarut yang memadai. Dalam hal ini, biasanya setetes cairan itu diapit dan ditekan diantara dua lempeng hablur NaCl, sehingga merupakan lapisan yang tebalnya 0,01 mm atau kurang.

Sel infra Merah Untuk Cuplikan Yang Berupa Larutan Atau Cairan
Sel untuk larutan dan cairan terdiri dari dua lempeng yang terbuatdari bahan tembus infra merah, misalnya hablur NaCl. Diantara kedualempeng itu ditempatkan specer, sehingga ada jarak diantara kedualempeng itu. Biasanya, jarak itu antara 0,1 dan 1 mm. Karena bahan pembuatsel infra merah harus kebanyakan bersifat higroskopik, maka sel-sel infra merah harus disimpan dalam desikator dan pengerjaannya dilakukandalam ruangan yang udaranya kering (gunakan alat dehumidifier).

3.         Cuplikan Padat
Zat padat yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarut yang tembus infra merah, dapat dicampurkan dengan medium cairan yang tembus IR, sehingga membentuk suatu campuran yang terdiri dari dua fase yang disebut mull. Cairan yang kerap digunakan adalah nujol dan flouruble. Selain itu, sampel padatan dapat pula dicampur dengan senyawa garam anorganik tembus infra merah, misalnya KBr. Campuran itu selanjutnya dibentuk pelet pipih tembus IR dengan bantuan suatu alat perekam. 


4.         Cuplikan Gas
Sampel gas ditiempatkan dalam sebuah bejana gelas atau plastik yang kedua ujungnya ditutup oleh lempengan NaCl atau KBr. Pengisian gas ke dalam bejana itu dilakukan setelah bejana itu divakumkan terlebih dahulu.

Cara menganalisis Spektrum IR
Dalam usah untuk menganalisis sp. IR suatu senyawa yang tak diketahui, sebagai pemula harus mengutamakan penentuan ada atau tidaknya gugus – gugus fungsional utama. Puncak – puncak spektra dari ikatan C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, C-C dan C-N adalah puncak – puncak yang menonjol dan memberikan informasi kemungkinan struktur apabila ikatan – ikatan tersebut ada didalam senyawa yang di identifikasi. Sebagai pemula, dianjurkan untuk tidak menganalisa secara detail terhadap penyerapan ikatan C-H didekat daerah 3000 cm-1 (3,33µ) karena hampir seluruh senyawamempunyai serapan C-H.
Berikut ini 7 (tujuh) langkah-langkah umum sebagai pemula untuk memerikasa pita-pita serapan tersebut.
1.      Apakah terdapat Gugus Karbonil?
Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1660 cm-1 (5,6-6,1µ), puncak ini biasanya yang terkuat dengan lebar madium dalam spektrum. Serapan tersebut sangat karateristik.
2.      Bila gugus C=O ada, ujilah daftar berikut, bila tidak ada langsung pada nomor 3.
Asam          :  Apakah ada -OH (asam karboksilat) ?
Serapan melebar didekat 3400-2400 cm-1 (biasanya tumpang tindih dengan C-H yang muncul pada daerah 3000 cm-1.
Tumpang tindihnya gugus O-H dengan gugus C-H ini mengakibatkan sulitnya membedakan antarakarboksilat alifatik dan karboksilat aromatik (lihat keterangan langkah 4).
Amida             : Apakah ada N-H?
Serapan medium didekat 3500 cm-1 (2,85µ) kadang – kadang puncak rangkap dengan ukuran yang sama. 
Ester           : Apakah ada C-O?
Serapan kuat didekat 1300 – 1000 cm-1 (7,7-10µ).
Anhidrida   : Mempunyai dua serapan C=O didekat 1810 dan 1760 cm-1
  (5,5dan5,7µ).
Aldehida     : Apakah ada CH aldehida?
Serapan lemah didekat 1850 dan 2750 cm-1 (3,5 dan 3,65µ) yaitu disebelah kanan serapan CH.
Keton          : Apabila kelima kemungkinan diatas tidak ada, maka spektra tersebut
  adalah senyawa keton.

3.      Jika tidak terdapat gugus C=O perikasa gugus-gugus fungsional berikut:
Alkohol/Fenol : Adakah gugus O-H?
Gugus O-H merupakan puncak dengan serapan kuat dan lebar(tetappi lebih sempit dari serapan O-H karboksilat) pada daerah3600-3300 cm-1 (2,8-3,0µ). Pastikan gugus O-H ini denga nmelihat puncak gugus alkohol (C-O) didekat 1300-1000 cm-1 (7,7-10µ).
Amina              : Ujilah untu N-H
Merupakan puncak dengan serapan medium didekat 3500 cm-1 (2,85µ).
Ester                : Ujilah serapan C-O (serapan O-H tidak ada) didekat 1300 – 1000
                          cm-1 (7,7-10µ).

4.      Ikatan rangkap dua dan cincin aromatik.
C=C memiliki serapan lemah didekat 1650 cm-1 (6,1µ). Serapan medium tinggi kuatpada daerah 1650 – 1450 cm-1 (6,7µ) sering menunjukkan adanya cincin aromatic. Buktikanlah kemungkinan diatas dengan memperhatikan serapan di daerah CH. Aromatik dan Vinil CH terdapat disebelah kiri 3000 cm-1 (3,3µ), sedangkan CH alifatik terjadi disebelah kanan daerah tersebut. 
 

5.       Ikatan rangkap tiga
C≡N memiliki serapan medium dan tajam didekat 2250 cm-1 (4,5µ). C C memiliki serapan lemah tapi tajam didekat 2150 cm-1 (4,65µ). Ujilah C-H asetilenik didekat 3300 cm-1.


6.      Gugus Nitro
Dua serapan kuat pada 1600 – 1500 cm-1 (6,25 - 66,7µ) dan 1390 – 1300 cm-1 (7,2 - 7,7µ)

7.      Hidrokarbon
Bila keenam serapan di atas tidak ada Serapan utama untuk CH di dekat 3000 cm-1 (3,3µ), spektrumnya sangat sederhana hanya terdapat serapan lain-lain didekat 1450 cm-1 (6,9µ) dan 1375 cm-1 (7,27µ).


IV.             PROSEDUR KERJA


V.                KESELAMATAN KERJA
Instrument IR harus bebas debu. Jangan sekali – kali menyentuk atau memegang permukaan optik. Instrument tidak boleh mengandung uap embun dan uap korosif.

VI.             ANALISA SPEKTRA
Spektrum plastik rokok
Langkah – langkah analisa spektra
1.      Apakah terdapat gugus karbonil ?
Tidak terdapat, maka langkah ke-2 tidak dikerjakan.
2.      Jika terdapat gugus C=O
Terdapat pita serapan didekat 1300 – 1000 cm-1 menunjukan adanya gugus ester (C=O).
3.      Ikatan rangkap dua dan cincin aromatik
Serapan kuat pada daerah 1650 cm-1 dan serapan medium tinggi kuat pada daerah 1650 – 1450 cm-1 menunjukan adanya cincin aromatik C=C. Hal ini diperkuat dengan adanya C-H vinil didekat 995 – 985 cm-1 dan benzena 1,4 disubstitusi pada 830 cm-1 dengan serapan medium.

4.      Ikatan rangkap tiga
Tidak terdapat

5.      Gugus Nitro
Tidak terdapat

6.      Hidrokarbon
Terdapat serapan utama untuk C-H didekat 3000 cm-1 dan terdapat serapan lainnya didekat 1450 cm-1 dan 1375 cm-1 yang kuat dan juga gugus CH3 dengan pita kuat didaerah 1380 – 1368 cm-1.

Kesimpulan
Pada spektrum plastik roko mengandung C=O ( ester ), C=C (cincin aromatik), C-H (vinil), benzena 1,4 disubstitusi, C-H dan CH3.

Tabel. Korelasi analisa infra merah plastik rokok
Gugus fungsi
Nama gugus fungsi
Posisi ( cm-1 )
Intensitas
C=O
C=C
C=C
C-H
C-H

C-H
C-H
Ester
Alkena
Cincin aromatik
Vivil
Benzena 1,4
Disubstitusi
Alkena
-CH3 metana
1300 – 1000
1680 – 1600
1650 – 1450
995 – 985
830

3000
1380 – 1368
S
W
M – W
S
M

S
S




VII.          PERTANYAAN

1.      Apakah perbedaan antara spektrofotometer IR dengan spektrofotometer UV/Visible ?
2.      Senyawa kimia apakah yang dapat dianalisis dengan alat spektrofotometri IR ?
3.      Gambarkan bagian-bagian penting dari peralatan spektrofotometer ?
4.      Mengapa alat spektrofotometri IR jarang digunakan dalam analisis kuantitatif ?
Jawaban :
1.      Perbedannya biasannya spektrofotometri IR kebanyakan digunakan untuk menganalisa sampel-sampel berupa senyawa-senyawa organik, sementara itu spektrofotometer UV/Vis kebanyakan  digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa anorganik.
2.      Senyawa yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri IR adalah senyawa yang memiliki ikatan polar dan non-polar, dan mengandung gugus fungsi tertentu yang dapat dianalisa dengan alat spektrofotometri IR. Misal : Benzena.

3.      Karen
Keterangan :
7.      Sumber radiasi
8.      Sampel Kompartemen
9.      Monokromator
10.  Detektor
11.  Amplifier atau penguat
12.  Rekorder


4.       pada peralatan spektrofotometer IR ini tidak memberikan informasi tentang kadar suatu senyawa yang dianalisis, peralatan ini hanya memberikan grafik keluaran tentang zat apa saja yang terkandung didalam sampel tersebut, dan data-data yang diperoleh kurang teliti pada sampel-sampel yang mengandung air sehingga harus digunakan suatu pelarut khusus untuk melarutkannya.
Read More..

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

Posted by DPC LI-BAPAN LAMPUNG UTARA 0 komentar
BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

                        I.            TUJUAN PERCOBAAN
-          Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer
-          Mahasiswa dapat menentukan berat jenis zat padat dengan piknometer
-          Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis zat

                       II.            ALAT DAN BAHAN
-          Alat yang digunakan :
·         Piknometer 25 ml
·         Beaker gelas 250 ml
·         Pipet tetes
·         Corong Gelas
·         Tissue
-          Bahan yang digunakan :
·         Etanol
·         Minyak Goreng
·         Aquadest
·         Pasir kuarsa 

                             III.            GAMBAR ALAT (Terlampir)
  
                            IV.            DASAR TEORI
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut. Bentuk persamaannya adalah :
Berat Jenis =   atau ρ =
Satuan dari berat jenis adalah kg/dm3, gr/cm3 atau gr/ml. Berat jenis mempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak tergantung pada bahan cuplikan atau sampel.
Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis yaitu aerometer, piknometer, dan neraca whestpal.

Penentuan Berat Jenis Zat Cair dengan Aerometer
Penentuan berat jenis zat cair dengan aerometer berdasarkan prinsip hukum Archimedes : “Setiap benda yang dicelukan ke dalam suatu cairan akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan”.
Aerometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang, agar aerometer dapat tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka aerometer diisikan dengan butir-butir Pb. Skala pada aerometer menunjukan berat jenis cairan, semakin kecil berat jenis cairan, aerometer akan tercelup semakin dalam. Oleh karena itu skala aerometer menunjukan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.

Penentuan Berat Jenis dengan Piknometer
Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur secara langsung mengukur berat zat cair dalam piknometer(menimbang) dan volume zat ditentukan berdasarkan volume piknometer.
Berat jenis zat cair =
Dimana :
Berat zat cair dalam piknometer = (berat piknometer + berat zat cair) –  piknometer          kosong)
Volume zat cair dalam piknometer     = volume piknometer
Volume piknometer ditentukan secara langsung dengan menggunakan zat cair yang lain yang diketahui berat jenisnya . Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukan secara langsung dengan menggunakan piknometer, bila volume dan berat zat padat dapat diketahui, maka dapat diketahui berat jenisnya.
Berat jenis zat padat dengan bentuk tidak beraturan dapat ditentukan dengan

=




Dimana :
Volume zat padat dalam piknometer = volume piknometer - volume zat cair.

Volume zat cair =
Berat jenis relatif adalah perbandingan antar berat jenis zat pada suhu tertentu terhadap berat jenis air pada suhu tertentu.
Contoh d3020 etanol adalah perbandingan antara berat jenis etanol pada 30 oC terhadap air pada 20 oC.
Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan, berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila sebagai pembandingnya adalah air pada suhu 4 oC.

  1. PROSEDUR PERCOBAAN
            Penentuan Volume Piknometer
-          Menimbang piknometer kosong, bersih dan kering “a” gram
-          Mengisi piknometer dengan aquadest pada suhu 18o C yang telah diketahui berat jenis (sesuai literatur)
-          Menimbang piknometer yang berisi aquadest tepat pada suhu 20o C “b” gram
-          Menghitung berat aquadest pada suhu 20o C (b-a) gram
-          Volume Aquadest             =   
-          Volume Aquadest             =    Volume Piknometer

Penentuan Berat Jenis Zat cair dengan Piknometer
-          Menimbang piknometer kosong, bersih dan kering “c” gram
-          Mengisi piknometer dengan zat cair pada suhu 18o C
-          Menimbang piknometer yang berisi zat cair tepat pada suhu 20o C “d” gram
-          Menghitung berat zat cair pada suhu 20o C (d-c) gram
-          Volume Aquadest             =   




Penentuan Berat Jenis Zat Padat dengan Piknometer
-          Menimbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah diketahui volume  “e” gram
-          Mengisi piknometer dengan zat padat  sampai pada separuh dari piknometer
-          Menimbang piknometer yang berisi zat padat “f” gram
-          Menambahkan kedalam piknometer yang berisi zat padat dengan zat cair pada suhu 18° C yang telah diketahui berat jenisnya (tidak boleh ada gelembung udara dalam piknometer)
-          Menimbang piknometer yang berisi zat padat dan cair tepat pada suhu 20o C “g” gram
-          Berat zat padat                  =  (f-e) gram
-          Volume Zat Padat             =   

-          Berat Jenis Zat Padat        =   

Penentuan Berat Jenis Zat Padat dengan Piknometer
-          Menimbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah diketahui volume  “e” gram
-          Mengisi piknometer dengan zat padat  sampai pada separuh dari piknometer
-          Menimbang piknometer yang berisi zat padat “f” gram
-          Menambahkan kedalam piknometer yang berisi zat padat dengan zat cair pada suhu 18° C yang telah diketahui berat jenisnya (tidak boleh ada gelembung udara dalam piknometer)
-          Menimbang piknometer yang berisi zat padat dan cair tepat pada suhu 20o C “g” gram
-          Berat zat padat                  =  (f-e) gram
-          Volume Zat Padat             =   

-          Berat Jenis Zat Padat        =   

                       VI.            DATA PENGAMATAN
         1.      Penentuan Volume Piknometer
·         Berat Piknometer Kosong                         = 33,0409 gram
·         Berat Piknometer + Aquadest (20oC)       = 57,9028 gram
·         Berat Aquadest (20oC)                              = 24,8619 gram
·         Volume Aquadest=Volume Piknometer   = 24,9066 cm3
         2.      Penentuan Berat Jenis Zat Cair Dengan Piknometer
a.      Etanol
·         Berat Piknometer Kosong                         = 33,0409 gram
·         Berat Piknometer + Etanol (20oC)            = 52,6765 gram
·         Berat Etanol (20oC)                                   = 19,6356 gram
·         Berat Jenis Etanol                                     = 0,7883

b.      Minyak Goreng
·         Berat Piknometer Kosong                         = 33,0409 gram
·         Berat Piknometer + Minyak Goreng         = 55,7459 gram
·         Berat Minyak Goreng (20oC)                    = 22,705 gram
·         Berat Jenis Minyak Goreng                       = 0,9116

        3.      Penentuan Berat Jenis Zat Padat Dengan Piknometer
a.      Pasir Kuarsa
·      Berat Piknometer Kosong              = 33,0409 gram
·      Berat Piknometer + Pasir Kuarsa   = 57,5357 gram
·      Berat Piknometer + Pasir Kuarsa   = 72,9832 gram
     + Aquadest (20oC)            
·      Berat Pasir Kuarsa                          = 24,4948 gram
·      Berat Aquadest (20oC)                   = 15,4475 gram
·      Volume Aquadest                          = 15,4753 cm3
·      Volume Pasir Kuarsa                      = 9,4313  cm3
·      Berat Jenis Pasir Kuarsa                 = 2,60
·      Berat Jenis Pasir kwarsa secara teori= 2,65 


            VII.            PERHITUNGAN
          1.      Penentuan Volume Piknometer
Air pada 20oC          = 998,204 kg/mx     m3              x    1000 gr   
                                                   100.0000 cm3        kg
                                 = 0,998204 gr/cm3
                                 = 0,998204 gr/ml

            Berat Aquadest           = (Berat piknometer + aquadest) – (Berat piknometer Kosong)
                                                          = 57,9028 gram – 33,0409 gram
                                                          = 24,8619 gram
Volume Piknometer   = 24,9066 cm3

       2.      Penentuan Berat Jenis Zat Cair Dengan Piknometer
a.      Etanol
Berat Etanol             = (Berat piknometer + etanol) – (Berat piknometer Kosong)
                              = 52,6765 gram – 33,0409 gram
                              = 19,6356 gram

Berat Jenis Etanol  = 0,7883 gr/cm3

% Kesalahan        = 0,08 %

b.      Minyak Goreng
Berat Minyak         = (Berat piknometer + Minyak) – (Berat piknometer Kosong)
= 55,7459 gram – 33,0409 gram
                              = 22,705 gram
Berat Jenis Minyak Goreng  = 0,9116 gr/cm3
% Kesalahan         = x 100 %
                      = x 100 %
                            = 0,9 %

3.    Penentuan Berat Jenis ZatPadat Dengan Piknometer
-       Pasir Kuarsa
Volume Pasir Kuarsa   = (Volume Piknometer) – (Volume Zat Cair)
                                                      = 24,9066 cm315,4753 cm3
                                                      = 9,4313 cm3
     Berat Jenis Pasir Kuarsa          =
                                                       =
                                                     = 2,60 gr/cm3
                     % Kesalahan       = x 100 %
= x 100 %
=1,8 %
VIII.            PERTANYAAN
Mengapa pada penentuan berat jenis zat padat dengan menggunakan piknometer harus ditambahkan zat cair yang telah diketahui berat jenisnya ?
Jawab:
Karena bentuk zat padat yang tidak beraturan, sehingga ketika zat padat dimasukkan ke dalam suatu ruang, zat padat tersebut tidak memenuhi segala ruangan.Penambahan zat cair tersebut dimaksudkan karena didalam zat padat itu terdapat pori-pori sehingga digunakan zat cair untuk memampatkan rongga atau pori-pori zat padat tersebut.

           IX.            ANALISA PERCOBAAN
PadaPercobaan kali ini bertujuanuntuk menentukan berat jenis / masa jenis dari zat padat dan zat cair.Berat jenis itusendirididefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volum bahan tersebut. Dalampercobaaninidigunakan sampel zat cair yang akanditentukan berat jenisnya adalah Etanol dan Minyak goreng dan sampel zat padat yang akan ditentukan berat jenisnya adalah pasir kuarsa. dalampenentuanberatjenisinisendiri dikenal beberapa alat yang dapat digunakansepertiaerometer, piknometer, dan neraca whestphaal. Namundalampercobaankali ini untukmenentukanberat jenis zat padat dan zat cair yaitudengan menggunakan piknometer.
Dalam penentuan berat jenis zat cair langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan volume piknometer. Untuk menentukan volume piknometer ini adalah dengan cara menimbang piknometer kosongyang kemudian menimbang piknometer beserta aquadest pada suhu 180C ( densitas air yang dipakai harus sesuai dengan literatur karena densitas suatu zat berbeda- beda pada suhu tertentu ) . Setelah itu menentukan selisih masa keduanya sehingga didapatkan masa aquadest dan masa aquadest tersebut akan digunakan untuk menentukan volume aquadest dengan menggunakan rumus V=m/ρ, sehingga didapatkan volume aquadest yang sebanding dengan volume piknometer.
Sesuai dengan rumus berat jenis variabel yang dibutuhkan adalah volume dan masa, setelah volume dari piknometer sudah ditentukan langkah selanjutnya dalam menentukan berat jenis zat cair adalah dengan menentukan masa dari zat tersebut yaitu dengan cara menimbang piknometer kosong dan piknometer beserta zat cair yang akan ditentukan berat jenisnya. Selisih dari keduanya didapatkan masa zat cair, karena sudah didapatkan variabel volume dan masa maka dengan menggunkan rumus berat jenis maka berat jenis dari zat cair tersebut dapat ditentukan. Dari hasil percobaan didapatkan densitas etanol 0,7883 gr/ml dan densitas minyak goreng 0,9116 gr/ml.
Sedangkandalam penentuan berat jenis zat padat yaitu denganmenggunakanpasir kuarsa. Penentuan berat jenis zat padat ini dengan menggunakan dua variabel juga yaitu massa dan volume. Volume dari zat padat ini dapat ditentukan dengan langkah menimbang piknometer kosong dan menimbang piknometer yang berisi zat padat. Selisih kedua masa tersebut menunjukan masa dari zat padat tersebut, kemudian  menimbang piknometer yang berisi separuh zat padat dan separuh zat cair .Kemudian menentukan selisih antara piknometer berisi zat padat dan zat cair dengan piknometer kosong ( simbol = a ). Setelah variabel masa zat padat telah diperoleh selanjutnya menentukan variabel volume yaitu dengan cara membagi (a) dengan berat jenis zat cair yang diketahui berat jenisnya pada suhu 200C. Setelah variabel masa dan volume ditentukan dengan menggunakan rumus ρ= m/v maka masa jenis zat padat dapat ditentukan.
Terdapat sedikit perbedaan berat jenis dari literatur dengan berat jenis yang didapatkan secara praktek hal ini mungkin dikarenakan kurang teliti dalam menimbang piknometer beserta zat cairdanzatpadatnya.Kebersihandaripiknometer pun harusdilihat.piknometer harus dibersihkan terlebih dahulu dengan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan piknometer tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkanpadasampelminyak (karenasifatminyakygsukardibersihkandengan air), sehingga haltersebutdapat mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel.Dan Pada pengisiannya harus melalui bagian dinding dalam dari piknometer untuk mengelakkan terjadinya gelembung udara.
Ada banyakFaktor-faktor yang dapatmempengaruhi berat jenis suatu zat sepertitemperatur,dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).Adapunmassajenisjika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih besar. Dan Volume zatjugaberpengaruh.jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.Aplikasinyaberatjenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain untuk menentukan kemurnian suatu zat, mengenal keadaan zatdanuntuk menunjukkan kepekatan larutan.

    X.            KESIMPULAN
1.      Berat jenis adalah perbandingan antara masa dan volume, semakin besar masa makan masa jenis semakin besar, sebaliknya semakin besar volume maka masa jenis semakin kecil.
2.      Berat jenis dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, temperatur, masa dan volume.
3.      Keuntungan dari penentuan berat jenis dengan menggunakan piknometeradalah mudah dalam pengerjaannya. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangann. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur, dan penentuan  berat jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
4.      Dari hasilpercobaandidapat data  :
·         Volume Piknometer       = 24,9066 cm3
·         Berat jenis etanol
-          Secarateori                = 0,7890 gr /cm3
-          Secarapraktek           = 0,7883 gr /cm3
·         Berat jenis Minyak goreng
-          Secarateori                = 0,920 gr /cm3
-          Secarapraktek           = 0,9116 gr /cm3
·         Berat jenis Pasir kuarsa
-          Secarateori                = 2,65 gr /cm3
-          Secarapraktek           = 2,60 gr /cm3
5.      Perbedaan berat jenis literatur dengan berat jenis pada praktikum ini mungkin dikarenakan kesalahan pada waktu pengukuran, kesalahan alat dalam praktikan, dan Kesalahan dalam mengatur suhu, karena berat jenis dipengaruhi juga oleh variabel suhu.


DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet Instrument dan Teknik Pengukuran(Berat Jenis Zat Cair dan Zat Padat).2010. Teknik Kimia.POLSRI
            http://id.wikipedia.org/wiki/Cairan


Read More..

Total Tayangan Laman