Simbol dan Lebel Bahan Kimia Berbahaya
0
komentar
BAB
1
PENDAHULUAN
I.I.
Latar Belakang
Pengenalan
terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi
siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium
atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan
bahan kimia itu dalam pekerjaan tertentu.
Wujud
bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud
padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah
menguap/menyublim seperti (NH4)2CO3, C10H8
(naphthalene), atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4,
AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau
bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.
Bahan
kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3, CH3COCH3
(acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14
(hexane). Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.
Sifat
bahan kimia terbagi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi
wujud, warna, bau, berat jenis, titik didih, titik lebur, titik nyala, titik
bakar, viskositas, higroskopis, kelarutan dalam air, rumus molekul, dsb.
Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi lingkungan, sebagian ada yang
bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun, merusak organ tubuh,
atau meracuni organisme.
I.2. Rumusan Masalah
Bagaimana
mengenali simbol atau tanda bahaya bahan-bahan kimia?.
I.3. Tujuan
Mahasiswa mengenal simbol-simbol
bahan kimia berdasarkan sifat dan bahayanya.
BAB
II
SIMBOL DAN LABEL BAHAN KIMIA
Referensi Teori
Simbol
bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan
tentang bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang
bahan berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia
adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk
lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Bahan
berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap,
gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran,
ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan
gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut
atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang.
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam
tiga kelompok besar yaitu :
·
Industri Kimia, yaitu industri yang
mengolah dan menghasilkan bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam
sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri
kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan
proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam
sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi
suatu zat.
·
Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu
industri yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan pembantu proses,
diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan
logam, obat-obatan dan lain-lain.
·
Laboratorium, yaitu tempat kegiatan
untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan serta pendidikan. Kegiatan
laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan
pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.
Dalam
lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya
sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu
terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia
itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas
bahwa bekerja dengan bahan-bahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam
proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi,
betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar
akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya.
Berikut adalah beberapa definisi
yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :
1. Bahan/zat
adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi
dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua
bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)
3. Produk
adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi.
Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya.
Bahan berbahaya yang didefinisikan
di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol
bahaya. Simbol
bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang orange, kategori
bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi
dalam:
1. Resiko
kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)
2. Resiko
kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi
dari keduanya.
Penandaan dan pemberian label
terhadap jenis-jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat
dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Mengenal dengan label ini amat
penting dalam penanganannya, transportasi dan pengimpanan bahan-bahan atau
pergudangan.
1. LABEL
ATAU SIMBOL BAHAYA
Label
dan simbol bahaya bahan-bahan kimia serta cara penanganan secara umum sebagai
berikut :
a. Explosive (bersifat mudah meledak)
·
Bahaya :
eksplosif pada kondisi tertentu
·
Contoh :
amonium nitrat, nitrodelulosa
·
Keamanan :
hindari benturan, gesekan, loncatan api dan panas.
Bahan dan
formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘explosive’ dapat meledak dengan pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain. Ledakan akan dipicu oleh suatu
reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang
udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode
yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll.
Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan
bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk
penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1,
R2 dan R3.
Bahan
kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan
atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3, C6H2(NO2)3CH3.
b.
Oxidizing (pengoksidasi)
·
Bahaya :
oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab
sulitnya pemadaman api
·
Contoh :
hidrogen peroksida, kalium perklorat
·
Keamanan :
hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
Bahan-bahan
dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak
mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara
signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam
(salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9. Misal KMnO4, H2O2,
K2Cr2O7.
c. Flammable (mudah
terbakar)
Bahaya
: mudah terbakar
Meliputi :
- Zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor, keamanan : hindari campuran dengan udara.
- Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
- Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
- Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21°C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
Jenis bahaya
flammable dibagi menjadi dua yaitu ‘Extremely
flammable’ (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah
terbakar). Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan
liquid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0oC) dan
titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35oC). Bahan
amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan
amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi
ditandai dengan notasi bahaya ‘highly
flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah
kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah
+21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang
amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat
menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan
akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk
bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.
d.
Toxic (beracun)
·
Bahaya :
toksik berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, tertelan atau kontak dengan
kulit, dan dapat mematikan.
·
Contoh : arsen
triklorida, merkuri klorida.
·
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh,
segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Bahan dan
formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan
kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi
sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan
dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
-
LD50 oral (tikus) 25
– 200 mg/kg berat badan
-
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg
berat badan
-
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
-
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L
Frase-R
untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25
e.
Harmful irritant (bahaya,
iritasi)
Kode Xn (Harmful)
- Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh
- Contoh : peridin
- Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
- Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
- Contoh : ammonia dan benzyl klorida
- Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.
Ada sedikit
perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan
dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan
sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),
atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan
dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
-
LD50 oral (tikus) 200-2000
mg/kg berat badan
-
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg
berat badan
-
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
-
LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L
Frase-R
untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22.
Sedangkan
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak
korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau
selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41.
f.
Corrosive (korosif)
- Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
- Contoh : klor, belerang dioksida
- Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
Bahan dan formulasi
dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak
kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2 atau pH>11,5),
ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahan kimia bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas.
Misal H2SO4, HNO3, HCl.
g.
Dangerous for Enviromental (Bahan
berbahaya bagi lingkungan)
·
Bahaya :bagi
lingkungan, gangguan ekologi
·
Contoh :tributil
timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
·
Keamanan :
hindari pembuangan langsung ke lingkungan
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous
for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela
waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara,
tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan
berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53. Bahan
kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan
kehidupan. Misal AgNO3,
Hg2Cl2, HgCl2.
2.
SIMBOL BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAYA BAHAN KIMIA
SIMBOL
BAHAYA DAN KLASIFIKASI BAHAN-BAHAN KIMIA
MENURUT PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (UNITED NATIONS)
1
BAHAN MUDAH MELEDAK (EKSPLOSIF)
|
|
|
2
2.1 GAS MUDAH TERBAKAR
2.2 GAS BERACUN
2.3 GAS BERTEKANAN TIDAK
MUDAH TERBAKAR
|
|
3
BAHAN CAIR MUDAH TERBAKAR
3.1 Titik nyala : <-18°C
3.2 Titik nyala : -18°C - 23°C
3.3 Titik nyala : 23°C- 61°C
|
|
4
4.1 BAHAN PADAT MUDAH
TERBAKAR
4.2 BAHAN PADAT TERBAKAR
SPONTAN
4.3 BAHAN BILA BASAH
MENGELUARKAN GAS MUDAH TERBAKAR
|
|
5
5.1 BAHAN PENGOKSIDASI
(OKSIDATOR)
5.2 BAHAN PENGOKSIDASI
ORGANIK
|
|
6
6.1 BAHAN BERACUN (POISON)
MENGGANGU KESEHATAN
(HARMFUL)
6.2 PENYEBAB INFEKSI ATAU
MENGANDUNG PENYAKIT
|
|
7
BAHAN RADIOAKTIF, dengan tipe sesuai kecepatan dosis
maksimum pada permukaan :
7.1 Radiasi = 0,5 mili roentgen/jam
7.2 Radiasi = sampai 50 mili roentjgen/jam
7.3 Radiasi = sampai 200 mili roentgjen/jam
|
|
8
BAHAN KOROSIF
|
3. RANKING DAN SIMBOL BAHAYA BAHAN
KIMIA
Adapun
ranking dan simbol bahaya bahan kimia menurut NFPA-Amerika, sebagai berikut.
RANGKING
|
BAHAYA KESEHATAH (HEALTH)
(kotak kiri, biru)
|
BAHAYA KEBAKARAN(FIRE)
(Kotak atas, merah)
|
BAHAYA REAKTIVITAS (REACTIVITY)
(Kotak kanan, kuning)
|
4
|
Penyebab
kematian, cedera fatal meskipun ada pertolongan
|
Segera
menguap dalam keadaan normal dan dapat terbakar secara cepat.
|
Mudah
meledak atau
diledakkan, sensitif terhadap panas dan
mekanik.
|
3
|
Berakibat
serius pada keterpaan singkat, meskipun ada pertolongan.
|
Cair atau
padat dinyatakan pada suhu biasa.
|
Mudah
meldak tetapi memerlukan penyebab panas dantumbukan kuat.
|
2
|
Keterpaan
intensif dan terus menerus berakibat serius, kecuali ada pertolongan
|
Perlu
sedikit pemanasan sebelum bahan dapat dibakar.
|
Tidak
stabil, bereaksi hebat tetapi tidak meledak.
|
1
|
Penyebab
iritasi atau cedera ringan
|
Dapat
dibakar, tetapi memerlukan pemanasan lebih dahulu.
|
Stabil
pada suhu normal, tetapi tidak stabil pada suhu tinggi.
|
0
|
Tidak
berbahaya terhadap kesehtah meskipun kena panas(api)
|
Bahan
tidak dapat dibakar sama sekali.
|
Stabil,
tidak reaktif, meskipun kena panas atau suhu tinggi.
|
4.
PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA
Pemasangan label dan tanda dengan
memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan
untuk bahan berbahaya adalah tindakan pencegahan yang esensial. Tenaga kerja
yang bekerja pada proses produksi atau pengangkutan biasanya belum mengetahui
sifat bahaya dari bahan kimia dalam wadah/packingnya, demikian pula para
konsumen dari barang tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda
menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan
label dan tanda merupakan syarat penting dalam perlindungan keselamatan kerja,
namun hal tersebut tidak dapat dianggap sebagai perlindungan yang sudah
lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
Eropa (European Economic
Community-EEC)
Bahaya : eksposif, mudah meledak.
Pencegahan : hindari dari tumbukan, benturan, gesekan, panas dan loncatan
api.
Bahaya : amat mudah terbakar. Cairan dan gas.
Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.
Bahaya : amat mudah terbakar. Cairan dan padatan.
Pencegahan : hindari dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas.
Bahaya :
oksidator, penyebab kebakaran.
Pencegahan :
hindari dari bahan organik mudah atau dapat terbakar, panas dan api.
Bahaya : Sangat beracun dan merusak
kesehatan.
Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan
pernafasan.
Bahaya : Sangat beracun.
Pencegahan : hindari dari kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan
pernafasan.
Bahaya : korosif, bereaksi dan merusak
jaringan tubuh.
Pencegahan : hindari dari kontak dengan kulit, mata dan pernafasan.
Bahaya : iritasi atau peradangan saluran
pernafsan, inflamasi kulit dan kerusakan mata
Pencegahan : hindari kontak dengan kulit dan mata serta jangan menghirup
uapnya.
Bahaya : mengganggu kesehatan, penyebab
sensitifitas kulit.
Pencegahan : hindari dari kontak atau masuknya bahan ke dalam tubuh.
Bahaya :
berbahaya untuk lingkungan.
Pencegahan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Potensi bahaya di tempat kerja atau
laboratorium yang berhubungan langsung dengan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dapat dikelompokkan antara lain
sebagai berikut :
- Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.
- Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.
- Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu, misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.
- Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
- Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
- Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai, kegiatan serta jenis kegiatan yang dilakukan.
NOTULEN HASIL PRESENTASI
Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Hukum Ketenagakerjaan
‘SIMBOL
DAN LABEL BAHAN KIMIA’
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal
: Sabtu/24 November 2012
Waktu
: Pukul 10.00-11.15 WIB
Pemakalah : 1. Anggun Astrian Fratiwi
2.
Novia Ayu S.
Tempat
: Ruang Kelas 1KA Politeknik Negeri
Sriwijaya
Susunan
Acara
1.
Pembukaan
2.
Penyampaian materi
3.
Tanya-jawab (diskusi)
4.
Kesimpulan
5.
Penutup
Hasil
Presentasi
Suasana
dalam forum diskusi ini baik, tenang, aman dan terkendali. Para peserta
diskusi yang hadir sangat memperhatikan untuk setiap point yang dijabarkan oleh
pemakalah. Terdapat beberapa pertanyaan pada saat sesi tanya-jawab (diskusi),
yaitu :
1. Sdri.
Rut Purnama Sari
Pertanyaan : Pada tabel rangking dan simbol bahaya
bahan kimia menurut NFPA-Amerika, bisa dilihat pada kolom Bahaya Reaktivitas
untuk rangking 1 bahwa ‘stabil pada suhu normal, tetapi tidak stabil pada suhu
tinggi’, mengapa stabil pada suhu normal, apa alasannya?
Jawaban : Bisa kita ketahui bahwa kebanyakan
pada umumnya bahan-bahan kimia yang sering digunakan stabil pada suhu-suhu
tertentu yang dianggap normal untuk suatu bahan kimia, angka normal suhu normal
yang dinyatakan berbeda-beda untuk tiap bahan kimia. Bahan kimia cenderung stabil
pada suhu normal karena pada kenaikan suhu tertentu suatu zat akan mengalami
perubahan konsentrasi dan wujud zat tersebut. Ada zat yang akan menguap pada
suhu tinggi, ada yang mengalami pergolakan serta ada pula yang bahkan dapat
terjadi ledakan karena kenaikan suhu yang terjadi.
Pertanyaan : Berikan contoh dari suatu bahan dan
batasan suhu normal nya!
Jawaban : Contohnya,
-
Bahaya Kebakaran (Fire Hazards) definisi
: Pyrophorics Menyala secara
spontan dalam udara pada suhu 130o F (54o C) atau kurang. Contoh: Diborane.
spontan dalam udara pada suhu 130o F (54o C) atau kurang. Contoh: Diborane.
-
Combustible definisi : Menyala pada suhu
38o C atau lebih contoh:
Cycloheksanone.
Cycloheksanone.
2. Sdra.
Rahmat Akbar Muzata
Pertanyaan : Pada penjelasan yang telah di sebutkan
tadi, terdapat Frase-R pada tiap simbol bahaya bahan kimia. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan Frase-R tersebut!
Jawaban : Frase-R memberikan petunjuk tentang resiko khusus yang mungkin timbul
dari penanganan bahan-bahan berbahaya. Huruf “R” merupakan kependekan dari
resiko (Risk). Menurut “Ordinance on Hazardous Substances”, Frase-R harus
diseleksi karena klasifikasi suatu bahan dan digunaan untuk pelabelan. Seleksi
Frase-R mengikuti kriteria yang sama dengan petunjuk tentang simbol bahaya dan
diskripsi bahaya.
Pertanyaan : Sebutkan apa saja frase-R pada simbol bahan
kimia dan jelaskan artinya!
Jawaban :
Berikut adalah daftar Frase-R.
Daftar Frase-R
R1 : eksplosif jika kering
R2 : resiko ledakan oleh goncangan, gesekan, kebakaran atau sumber
nyala lain.
R3 : resiko ekstrim ledakan oleh goncangan, gesekan, kebakaran
atau sumber nyala lain
R4 : membentuk senyawa metalik yang sangat sensitif
R5 : pemanasan dapat menyebabkan suatu ledakan
R6 : eksplosif dengan atau tanpa kontak dengan udara
R7 : dapat menyebabkan kebakaran
R8 : dapat menyebabkan kebakaran jika kontak dengan bahan yang
mudah terbakar
R9 : eksplosif jika dicampur dengan bahan yang mudah terbakar
R10: mudah terbakar
R11: sangat mudah terbakar
R12: amat sangat mudah terbakar
R13: gas dicairkan yang amat sangat
mudah terbakar
R14: bereaksi hebat dengan air
R15: kontak dengan air melepaskan gas yang sangat mudah terbakar
R16: eksplosif jika bercampur dengan bahan pengoksidasi
R17: mudah terbakar secara spontan di udara
R18: dalam penggunaannya, dapat membentuk campuran uap-udara yang
mudah terbakar
atau eksplosif
R19: dapat membentuk peroksida yang eksplosif
R20: berbahaya karena inhalasi
R21: berbahaya jika kontak dengan kulit
R22: berbahaya jika tertelan
R23: beracun karena inhalasi (toxic
by inhalasion)
R24: beracun jika kontak dengan kulit
R25: beracun jika tertelan
R26: sangat toksik karena inhalasi
R27: sangat toksik jika kontak dengan kulit
R28: sangat toksik jika tertelan
R29: kontak dengan air melepaskan gas beracun
R30: dapat menjadi sangat mudah terbakar
R31: kontak dengan asam melepaskan gas beracun
R32: kontak dengan asam melepaskan gas sangat beracun
R33: bahaya efek kumulatif
R34: menyebabkan terbakar
R35: menyebabkan kebakaran berat/sangat
R36: mengiritasi mata
R37: mengganggu sistem pernafasan
R38: mengiritasi kulit
R39: bahaya efek ireversibel sangat serius
R40: kemungkinan resiko efek
ireversibel
R41: resiko kerusakan serius pada mata
R42: dapat menyebabkan
sensitisasi/peka oleh inhalasi
R43: dapat menyebabkan
sensitisasi/peka oleh kontak kulit
R44: resiko ledakan jika dipanaskan di dalam tempat tertutup/terkurung (confinement)
R45: dapat menyebabkan kanker
R46: dapat menyebabkan kerusakan genetik (hiritable genetic)
R47: dapat menyebabkan cacat lahir
R48: bahaya kerusakan serius pada kesehatan oleh paparan yang lama
(prolonged
exposure)
R49: dapat menyebabkan kanker
karena inhalasi
R50: sangat toksik bagi organisme akuatik
R51: toksik bagi organisme akuatik
R52: berbahaya bagi organisme akuatik
R53: dapat menyebabkan efek
R54: toksik bagi flora
R55: toksik bagi fauna
R56: toksik bagi organisme tanah
R57: toksik bagi serangga lebah (bees)
R58: dapat menyebabkan efek merugikan jangka panjang di lingkungan
R59: berbahaya bagi lapisan ozon
R60: dapat mengganggu kesuburan
R61: dapat menyebabkan bahaya pada anak belum lahir (unborn child)
R62: memungkinkan resiko mengganggu kesuburan
R63: memungkinkan resiko bahaya pada anak belum lahir (unborn
child)
R64: dapat menyebabkan bahaya pada bayi
yang disusui (breast-fed babies)
R65: berbahaya: dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jika
tertelan
R66: pemaparan/kontak yang berulang dapat menyebabkan kulit kering
dan pecah-pecah
R67: uap dapat menyebabkan mengantuk dan pusing
R68: dapat menyebabkan efek
irreversibel
3.
Sdri.
Fitria Wulan Sari
Pertanyaan : Bagaimana cara menangani api yang ditimbulkan akibat bahan kimia yang
bersifat oksidator?
Jawaban : Api yang ditimbulkan oleh bahan yang bersifat oksidator
yaitu dengan menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang
berfungsi mengisolasi bahan dari oksigen. Pemadamannya dengan cara menurunkan
suhu bahan yang terbakar, mengurangi kontak dengan oksigen dan mengurangi
radikal penyebab reaksi berantai.
DAFTAR
PUSTAKA
Adi Syakdani, S.T.,
M.T,dkk.2012.Modul Kuliah Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Hukum
Ketenagakerjaan.Politeknik Negeri Sriwijaya:Palembang.
Wijayanto.2012.Mengenal Bahan Kimia dan Simbol Bahaya.http://Chemistry6623.blogspot.com:
Jakarta.
Doni,Apri.2012.Simbol atau Tanda Bahaya pada Pekerja.http://kesehatankerjaapridoni.blogspot.com/2012/09/simbol-atau-tanda-bahaya-pada-pekrja_28.html.
Rosalina,Hilda.2012.Label atau Simbol Bahaya. http://hilda-rosalina.blogspot.com/2012/08/label-atau-simbol-bahaya.html.
Sfiw.2012.Arti dari simbol bahan kimia berbahaya.http://blogsfiw.blogspot.com/2012/09/arti-dari-simbol-bahan-kimia-berbahaya.html.